Kamis, 28 Juni 2012

Laporan Praktikum Jaringan Otot


PRAKTIKUM III
A.      Judul       : Jaringan Otot
B.       Tujuan    : 1. Mempelajari ciri-ciri jaringan otot.
2. Membandingkan struktur histologis jaringan otot rangka, otot  jantung dan otot polos.
C.   Dasar Teori
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas. Kekhususan ini meliputi pemanjangan sel-selnya sesuai sumbu kontraksi.
Pada jaringan otot, sel-sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam berkas-berkas, sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat-serat otot saja. Karena harus melakukan kerja mekanis, serat-serat otot memerlukan banyak kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar produk sisa toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara efektif.
Jaringan otot di dalam tubuh kita terspesialisasi untuk kontraksi. Pergerakan bagian-bagian tubuh kita yang setiap hari kita lakukan selalu melibatkan kontraksi otot.
Kemampuan jaringan otot untuk berkontraksi karena adanya protein otot yang disebut miofibril di dalam setiap sel-sel otot. Kemampuan berkontraksi inilah yang membedakan sel otot dan sel-sel lainnya di dalam tubuh. Selain itu, terdapat juga miofilamen yang merupakan benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril. 
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
Bagian-bagian sel otot mempunyai sebutan khusus, membran selnya disebut sarkolema, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, retikulum endoplasmanya disebut retikulum sarkoplasma, dan mitokondrianya disebut sarkosoma.
Di dalam tubuh kita terdapat tiga macam jaringan otot dengan karakteristik yang berbeda-beda. Ketiga jaringan otot tersebut adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Secara histologis otot rangka dan otot jantung tergolong sebagai otot lurik atau otot serat melintang, karena miofibrilnya memantulkan cahaya gelap dan terang berselang-seling yang berjajar teratur membentuk pita-pita vertikal terhadap poros otot.
D.      Alat dan Bahan
1.      Alat    : Mikroskop
2.      Bahan : Penampang membujur otot rangka, otot jantung, dan otot polos
E.       Prosedur Kerja
1.      Jaringan Otot Rangka
a.       Mengamati model jaringan otot rangka. Memperhatikan bentuk selnya, letak dan jumlah inti dan susunan sel-selnya.
b.      Mengamati preparat histologis otot rangka di bawah mikroskop. Mencari dan menggambar serabut otot lengkap dengan inti, sarkoplasma dan sarkolemanya, serta melihat garis gelap terangnya dengan jelas.
2.      Jaringan Otot Jantung
a.       Mengamati model jaringan otot jantung. Memperhatikan bentuk selnya, letak dan jumlah inti dan susunan sel-selnya.
b.      Mengamati preparat histologis otot jantung di bawah mikroskop. Mencari dan menggambar serabut otot jantung dengan inti dan diskus interkalarisnya.
3.      Jaringan Otot Polos
a.       Mengamati model jaringan otot polo. Memperhatikan bentuk selnya, letak dan jumlah inti dan susunan sel-selnya.
b.      Mengamati preparat histologis otot polos di bawah mikroskop. Memperhatikan lapisan otot polos yang tersusun secara sirkuler dan longitudinal, serta menggambar sel-selnya.
F.       Hasil Pengamatan
1.        Jaringan Otot Rangka





Rounded Rectangle:



 
                                          
Rounded Rectangle: 3                                













 





                                     Gambar 1. Otot rangka (perbesaran 400)      
             Keterangan: (1) inti sel, (2) serabut otot rangka, (3) diskus interkalaris.
2.        Jaringan Otot Jantung








 







                                Gambar 2. Otot jantung (perbesaran 1000)
         Keterangan: (1) inti sel, (2) serabut otot jantung, (3) diskus interkalaris
3.        Jaringan Otot Polos








 







                                  Gambar 3. Otot polos (perbesaran 1000)
                              Keterangan: (1) inti sel, (2) serabut otot polos.
4.        Otot Serat Melintang








 






                              Gambar 4. Otot serat melintang (perbesaran 400)
                   Keterangan: (1) diskus interkalaris, (2) inti sel, (3) serabut otot.
G.      Pembahasan
1.        Jaringan Otot Rangka
Jaringan otot rangka memgandung sel-sel otot rangka yang berbentuk silinder. Sel-sel otot rangka tidak dapat membelah, akan tetapi terdapat sel-sel mesenkim jaringan otot yang mampu membentuk serabut otot di dalam tubuh. Sel-sel tersebut dinamakan sel satelit. Dengan adanya sel ini, jaringan otot rangka mampu memperbaiki kerusakan pada bagian yang mengalami luka.
Otot lurik atau otot rangka membentuk daging pada binatang. Dalam keadaan segar berwarna merah muda, sebagian disebabkan pigmen di dalam serat-serat ototnya dan sebagian lagi disebabkan kayanya jaringan itu akan pembuluh-pembuluh darah, tetapi ada variasi warnanya dikenal otot  merah dan otot putih. Tiap serat atau sel otot berbentuk silindris panjang dan berinti banyak. Ujung-ujungnya meruncing atau agak membulat pada perbatasan otot dan tendon. Otot rangka berkontraksi lebih cepat daripada otot polos. Tiap serabut otot diselaputi oleh jaringan pengikat yang disebut endomisium. Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot atau fasikulus, yang diselaputi oleh jaringan pengikat pirimisium. Beberapa berkas otot bergabung membentuk gumpal otot, yang diselaputi oleh jaringan pengikat epimisium. Dalam selaput otot terdapat serabut kolagen, serabut elastis, fibroblas dan pembuluh darah.
Miofibril yang terlihat sebagai benang-benang panjang dengan diameter 1-3 mikrometer dibawah mikroskop cahaya, terdiri atas satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut miofilamen.
2.        Jaringan Otot Jantung
Jaringan otot jantung hanya ditemukan di dalam jantung. Sel-sel otot jantung yang menyusun jaringan otot jantung dinamakan kardiosit. Setiap sel otot jantung mengandung satu inti sel (nukleus) yang letaknya di tengah. Akan tetapi ada kardiosit yang memiliki lima inti di dalam selnya. Sama halnya dengan otot rangka, otot jantung mengandung filamen aktin dan miosin yang tersusun seperti pada otot rangka.
Pada jaringan otot jantung, kardiosit membentuk hubungan kardiosit lainnya. Tempat (region) terjadinya hubungan antarsel ini dinamakan diskus interkalar. Fusi antarmembran sel otot jantung ini dilakukan melalui suatu ikatan antarmembran sel yang dinamakan desmosom dan gap junction. Ikatan antarsel otot jantung inilah yang ikut berperan dalam mempertahankan dan koordinasi kontraksi otot jantung. Adanya hubungan antarkardiosit  di dalam jaringan otot jantung terlihat adanya percabangan atau sinsitium. Di dalam otot jantung juga banyak terdapat organel sel seperti mitokondria dan mioglobin, juga terdapat glikogen dan lipid. Tidak seperti jaringan otot rangka, jaringan otot jantung tidak memiliki sel-sel satelit, sehingga adanya kerusakan pada jaringan otot jantung tidak akan dapat diperbaiki.
Sel-sel otot jantung tidak mampu menghantarkan impuls saraf sehingga untuk memulai kontraksi tidak dapat distimulus oleh oleh saraf. Akan tetapi di dalam jaringan otot jantung terdapat sel-sel pemacu (pacemaker cell) yang berperan dalam mengatur laju kontraksi. Walaupun sistem saraf mampu mempengaruhi aktivitas sel-sel pemacu, tetapi tetap tidak mampu mengontrol kerja sel-sel otot jantung. Hal ini menyebabkan jaringan otot jantung digolongkan sebagai otot involuntari, karena kerjanya tidak dikendalikan oleh sistem saraf.
3.        Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos ditemukan pada dinding pembuluh darah, melapisi suatu organ berongga, misalnya kantung urine, saluran pernapasan, saluran sirkulasi, saluran pencernaan dan saluran reproduksi. Sel otot polos berukuran kecil, berbentuk seperti gelendong dengan kedua ujungnya meruncing dan mengandung satu inti berbentuk oval dalam setiap selnya.
Filamen aktin dan miosin pada otot polos tersusun tidak seperti pada otot rangka maupun otot jantung sehingga tidak terlihat adanya pita gelap dan pita terang. Adanya gap junction yang terbentuk antarsel otot polos menyebabkan kontraksi antarsel yang berdekatan dapat dikontrol sendiri. Kontraksi jaringan otot polos tidak dikendalikan oleh sistem saraf  sehingga digolongkan sebagai otot involuntari  (nonstriated involuntary muscle). Sel-sel otot polos memiliki kemampuan untuk membelah sehingga jaringan ini mampu memperbaiki kerusakan jika ada luka.
H.      Kesimpulan
Pada vertebrata terdapat tiga tipe jaringan otot, yaitu jaringan otot rangka, jaringan otot jantung, dan jaringan otot polos. Secara histologis otot rangka dan otot jantung tergolong sebagai otot lurik atau otot serat melintang, karena miofibrilnya memantulkan cahaya gelap dan terang berselang seling yang berjajar teratur membentuk pita-pita vertikal terhadap poros otot.
Dalam berkontraksi, otot rangka dipengaruhi atau dibantu oleh sistem saraf. Sebaliknya, pada otot jantung dan otot polos tidak demikian. Oleh karena itu, otot jantung dan otot polos digolongkan sebagai otot involuntari karena kontraksi masing-masing otot tidak dikendalikan oleh sistem saraf.
Otot rangka dan otot polos dapat mengalami regenerasi sehingga kedua jaringan ini  mampu memperbaiki kerusakan apabila terjadi luka. Sebaliknya, otot jantung tidak dapat beregenerasi oleh karena tidak memiliki sel satelit seperti pada otot rangka. Kemampuan otot polos untuk beregenerasi disebabkan karena otot polos mampu melakukan pembelahan.
I.         Jawaban Tugas
1.      Selain melekat pada rangka, otot rangka juga dapat ditemukan pula pada lidah, bibir, daun telinga, kelopak mata, dan diafragma.
2.      Struktur yang menghubungkan antara otot rangka dan tulang adalah tendon.
3.      Gambar masing-masing otot.
a.       Otot rangka


 






                                            Gambar 1. Otot rangka

b.      Otot jantung


 






                                           Gambar 2. Otot jantung
c.       Otot polos


 







                                               Gambar 3. Otot polos




DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, dan Priyandoko, Didik. 2007. Biologi. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.
Team penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.


Tidak ada komentar: