PENDAHULUAN
Universitas Negeri
Gorontalo (UNG) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang terjun
dalam dunia pendidikan. UNG merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia
yang harus mampu menciptakan guru/tenaga pendidik yang berpengetahuan dan
mempunyai pengalaman dibidangnya. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh
perguruan tinggi ini dalam rangka menciptakan guru-guru yang profesional
dibidangnya adalah dengan melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi
mahasiswa yang bersangkutan.
Bertolak dari asumsi
bahwa PPL adalah titik kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah
dihayati dan dialami mahasiswa di LPTK, maka PPL dapat diartikan sebagai suatu
program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional (Pedoman
Praktek Pengalaman Lapangan, 2013).
Program Pengalaman
Lapangan (PPL) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa dalam rangka
menerapkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan
dengan segala aspeknya (kependidikan) yang dialami secara nyata di sekolah
latihan. Oleh karena itu, PPL bersifat intrakurikuler yang mencakup pelatihan
mengajar dan tugas kependidikan lainnya. Sebagai mata kuliah, program ini
berbobot 6 SKS, yakni 2 SKS untuk micro
teaching dan 4 SKS pelaksanaan di sekolah latihan (Pedoman Praktek
Pengalaman Lapangan, 2013).
Secara umum tujuan penyelenggaraan
program PPL adalah agar peserta/mahasiswa menjadi pendidik profesional yang
memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat menunjang
tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Dengan PPL mahasiswa dilatih
untuk menggunakan ilmu yang dipelajarinya untuk diwujudkan dalam situasi nyata,
baik melalui kegiatan mengajar maupun tugas-tugas non mengajar (Pedoman Praktek
Pengalaman Lapangan, 2013).
BAB I
MASALAH-MASALAH
YANG DIHADAPI SELAMA PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Seorang praktikan diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan penampilan lapangan. RPP yang dibuat
akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk kelancaran proses
pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka seorang guru dituntut untuk
mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran sebagai salah satu pedoman agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur dan terencana. RPP
tersebut merupakan suatu sarana yang dapat membantu pencapaian hasil belajar
yang akan dicapai oleh siswa. Dalam pelaksanaan praktek kependidikan, sebelum
memberikan materi kepada siswa, praktikan terlebih dahulu menyiapkan RPP.
Penyusunan RPP berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun
sistematika penyusunan RPP diantaranya sebagai berikut:
1.
Identitas mata pelajaran
2.
Standar kompetensi
3.
Kompetensi dasar
4.
Alokasi waktu
5.
Indikator pencapaian kompetensi
6.
Tujuan pembelajaran
7.
Materi ajar
8.
Model pembelajaran
9.
Kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti,
penutup)
10. Sumber belajar
11. Penilaian hasil belajar.
Dalam penyusunan RPP
ditemukan beberapa masalah yang dihadapi praktikan, diantaranya:
1.
Kesulitan dalam
mengatur alokasi waktu selama pembelajaran di kelas yang menyebabkan
pembelajaran tidak sesuai RPP yang sudah disusun.
2. Kesulitan
untuk memilih pendekatan, metode, strategi, dan model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan siswa.
3. Hambatan
dalam menentukan media pembelajaran yang akan digunakan di kelas.
4.
Kesulitan menentukan
jumlah indikator setiap pertemuan, praktikan dalam hal ini kurang dapat
menyesuaikan banyaknya indikator yang bisa disajikan dalam satu pertemuan
dengan alokasi waktu yang tersedia.
5. Praktikan merasa kesulitan menentukan alat evaluasi dan bentuk tes yang
tepat bagi seluruh siswa. Hal ini dikarenakan, kemampuan siswa yang berbeda-beda.
B.
Proses
Pengajaran
Menurut Degeng (1993) dalam Afifuddin (2012), pembelajaran atau
pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara
implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan
ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran (Uno, 2008 dalam
Afifuddin, 2012).
Selanjutnya, Sagala (2005) dalam Afifuddin (2012) menyebutkan bahwa
pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: Pertama, proses
pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berpikir. Kedua, dalam proses pembelajaran dibangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan
berpikir itu dapat membantunya untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
Pandangan tentang istilah pengajaran terus-menerus berkembang dan
mengalami kemajuan. Ada beberapa pemahaman tentang pengajaran di antaranya
yaitu: 1) pengajaran identik dengan kegiatan mengajar, 2) pengajaran adalah
interaksi belajar dan mengajar, 3) pengajaran sebagai suatu sistem, dan 4)
pengajaran identik dengan pendidikan. Dalam terminologinya sebagai suatu
sistem, pengajaran mencakup banyak aspek, dan salah satu di antaranya yang
cukup urgen adalah perencanaan pengajaran (Hamalik, 2007 dalam Afifuddin, 2012).
Hari pertama pelaksanaan PPL 2 di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap,
praktikan melakukan observasi di kelas, memperhatikan bagaimana cara guru
mengajar dan memanajemen kelas. Hal ini ditujukan agar praktikan dapat belajar
bagaimana model ataupun cara yang dilakukan oleh guru-guru yang sudah
berpengalaman dalam hal pengelolaan kelas. Pada hari pertama ini juga, semua
praktikan melakukan konsultasi dengan guru pamong untuk pembagian jadwal
mengajar di kelas.
Dalam kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 2 Popayato
Satu Atap, praktikan mengajar mata pelajaran IPA (Biologi) kelas VII, VIII dan
IX, IPS kelas VII, TIK kelas VII dan VIII, serta PKn kelas VIII. Mata pelajaran
IPS, TIK, dan PKn bukan merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan oleh
praktikan karena tidak termasuk dalam bidang keilmuan yang digeluti. Akan
tetapi, karena melihat minimnya guru yang ada di sekolah, maka praktikan tetap
berusaha mengajarkan mata pelajaran tersebut. Adanya tambahan mengajar ini juga,
dapat memberikan kontribusi penting bagi praktikan dalam hal melatih dan
menambah wawasan serta pengalaman praktikan dalam melakukan proses pengajaran
di kelas.
Penampilan pertama praktikan pada awal pengajaran mengalami banyak
kendala. Kendala-kendala tersebut diantaranya:
1. Gugup, canggung, dan kurang percaya diri dalam menghadapi kelas
sehingga terkadang praktikan kurang dapat menguasai kelas sepenuhnya.
2. Kemampuan siswa yang heterogen dalam menyerap materi membuat praktikan
sulit menguasai kelas karena perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh
terhadap kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan. Bahkan terkadang
praktikan harus mengulang-ulang materi yang sudah disampaikan.
3. Terkadang adanya ketidaksesuaian antara rencana pembelajaran yang telah
disusun dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lapangan.
4. Pengaturan intonasi dan volume suara di dalam kelas masih kurang baik.
5. Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang terkadang terkesan
menyepelekan kehadiran praktikan.
6. Pembelajaran secara berkelompok dirasa kurang efektif sehingga
dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran.
7. Pendekatan yang diterapkan kadang sama atau monoton di setiap kelas.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Kegiatan PPL tidak hanya sebatas kegiatan mengajar di kelas saja
melainkan seluruh kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan KBM. Dalam hal
ini, praktikan kurang memberikan konstribusi lain diluar jam mengajar seperti
kegiatan belajar tambahan atau ekstrakurikuler. Hal ini disebabkan karena
adanya kendala yang dihadapi praktikan dalam melakukan hal tersebut. Salah satu
yang menjadi kendalanya yaitu sulitnya mencari waktu luang, baik oleh praktikan
maupun oleh siswa. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler juga menjadi salah satu masalah bagi praktikan.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Dalam melaksanakan PPL di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, praktikan
diharuskan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung
di sekolah. Salah satu hal yang menjadi kendala praktikan dalam partisipasi di
lingkungan sekolah, yaitu adanya perasaan segan dan canggung serta kurangnya
komunikasi antara praktikan dengan pihak sekolah. Partisipasi yang dilakukan
oleh praktikan dalam kehidupan sekolah, yaitu menggantikan seorang guru dalam
mengajar apabila guru tersebut berhalangan hadir.
E.
Proses Bimbingan
Kegiatan PPL ini merupakan hal yang baru dilakukan oleh praktikan
sehingga dalam proses pelaksanaannya membutuhkan banyak bantuan, bimbingan, dan
arahan dari semua pihak. Dalam hal ini guru pamong dan dosen pembimbing.
1.
Guru Pamong
Bimbingan dengan guru pamong paling banyak membantu praktikan dalam
melaksanakan kegiatan PPL karena proses bimbingan ini dilakukan saat praktikan
mengalami kesulitan dalam penyusunan program pembelajaran. Praktikan sering
menanyakan kesulitan serta permasalahan yang dialami mengenai bahan pengajaran,
serta praktikan melakukan bimbingan mengenai karakter siswa yang berbeda-beda
dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini amat penting agar kegiatan KBM
mendapat perhatian besar dari siswa, sehingga penguasaan kelas menuju ke arah
yang sempurna.
2.
Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing adalah pihak yang ditunjuk oleh lembaga untuk membantu
praktikan dalam memecahkan permasalahan selama pelaksanaan PPL di sekolah.
Dosen pembimbing yang ditunjuk adalah dosen yang berasal dari jurusan/program
yang sama dengan praktikan/mahasiswa PPL. Fungsi dari dosen pembimbing yaitu
datang dan mengunjungi sekolah, dan menanyakan serta membantu mengatasi kendala
yang dihadapi selama praktek di sekolah. Segala informasi dan arahan diberikan
oleh dosen pembimbing agar mahasiswa PPL tidak mengalami kesulitan yang berarti
selama praktek mengajar di sekolah.
Proses bimbingan dengan dosen pembimbing PPL terkadang agak sulit,
kendalanya yang pertama adalah jarak yang cukup jauh antara sekolah tempat
praktikan mengajar dengan tempat atau kampus dosen pembimbing mengajar pula.
Kendala yang kedua, yaitu sulitnya untuk mencari waktu luang dari dosen
pembimbing.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab dari setiap masalah yang
dihadapi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengatur alokasi waktu selama di
dalam kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP tidak
dapat dilaksanakan sepenuhnya karena waktu pelajaran yang sudah habis.
2. Hambatan dalam menentukan strategi dan metode yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan praktikan belum memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas untuk dijadikan referensi dalam menentukan strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan kondisi di kelas.
3. Hambatan dalam menentukan alat peraga atau media yang digunakan. Hal
ini karena terbatasnya pengetahuan praktikan dan media yang tersedia di
sekolah.
4. Kesulitan dalam menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan praktikan belum memahami benar kata kerja yang digunakan sehingga
pada awalnya praktikan merasa kebingungan saat merumuskan indikator dan tujuan
yang ingin dicapai.
5. Dalam menentukan alat evaluasi, praktikan merasa kesulitan. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya literatur yang dibaca
praktikan mengenai alat evaluasi yang dapat mengukur setiap indikator.
B.
Proses Pengajaran
Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan praktikan menemui beberapa
masalah dalam proses penampilan pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.
1. Gugup, canggung, dan kurang percaya diri dalam menghadapi kelas
sehingga terkadang praktikan kurang dapat menguasai kelas sepenuhnya. Hal ini
dikarenakan praktikan belum memiliki pengalaman yang cukup untuk tampil di
depan orang banyak yang menyebabkan kurangnya komunikasi antara praktikan dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
2. Kemampuan siswa yang heterogen dalam menyerap materi membuat praktikan
sulit menguasai kelas karena perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh
terhadap kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan. Bahkan terkadang
praktikan harus mengulang-ulang materi yang sudah disampaikan. Hal ini
disebabkan minimnya kemampuan praktikan dalam mengenal karakter setiap siswa
sehingga siswa dianggap homogen yang menyebabkan siswa yang telah mampu
menyerap materi yang diajarkan menjadi bosan.
3. Proses belajar mengajar terkadang keluar dari RPP yang telah disusun.
Hal ini disebabkan penguasaan kelas yang minim.
4. Pengaturan intonasi dan volume suara di dalam kelas masih kurang baik.
Hal ini disebabkan pengalaman praktikan untuk berbicara di dapan umum kurang
dilatih sehingga pengaturan intonasi kurang baik.
5. Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang membuat kegaduhan di kelas.
hal ini terjadi karena praktikan sebagai guru pengganti. Di kelas ini praktikan
belum mengenal karakter siswa sehingga metode yang sering diajarkan adalah
ekspositiri.
6. Pembelajaran secara berkelompok dirasa kurang efektif sehingga
dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya
rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan yang menyebakan
perbedaan yang mencolok anatar siswa yang sudah mengerti dan siswa yang belum
mengerti.
7. Metode mengajar yang digunakan oleh praktikan terkadang kurang
merangsang minat siswa untuk belajar sehingga ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan materi yang disajikan oleh praktikan.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Kesulitan praktikan dalam melaksanakan ekstrakurikuler yang diselenggarakan
di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, yaitu terkadang dikarenakan waktu yang
tidak sesuai dan juga dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler sudah berjalan dengan
baik karena setiap kegiatan ekstrakurikuler sudah terdapat susunan organisasi
yang baik, pembina dari sekolah, dan pelatih ahli yang berasal dari luar
sekolah.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Kegiatan praktikan berpatisipasi dalam kehidupan sekolah secara umum
tidak menemui masalah yang begitu berarti. Faktor-faktor yang menyebabkan
masalah dalam partisipasi kehidupan sekolah adalah perasaan segan dan canggung serta
kurangnya komunikasi antara praktikan dengan pihak sekolah, tetapi masalah
tersebut dapat diatasi dengan baik, karena guru-guru SMP Negeri 2 Popayato Satu
Atap dapat menerima praktikan sama seperti dengan guru-guru yang lain.
E.
Proses Bimbingan
1.
Guru Pamong
Bimbingan dengan guru pamong tidak ditemukan masalah yang cukup berarti
pula, karena beliau senantiasa memberikan masukan, arahan dan kebebasan dalam
mengembangkan satuan pelajaran dan rencana pengajaran, saran dan masukan dalam
hal mengajar lebih baik sehingga praktikan dapat melaksanakannya dengan mudah.
2.
Dosen Pembimbing
Pada proses bimbingan dengan dosen pembimbing ditemukan kendala. Kendalanya
yang pertama adalah jarak yang cukup jauh antara sekolah tempat praktikan
mengajar dengan tempat atau kampus dosen pembimbing mengajar pula. Kendala yang
kedua, yaitu sulitnya untuk mencari waktu luang dari dosen pembimbing yang
disebabkan karena kesibukan beliau yang begitu padat. Karena selain sebagai
dosen pembimbing PPL, beliau juga adalah seorang dosen yang dituntut harus
mengajar di kampus tempat beliau bekerja (mengajar).
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Setelah dipaparkan mengenai masalah-masalah yang dihadapi selama
kegiatan PPL, selanjutnya akan dipaparkan upaya guna menangulangi masalah yang
terjadi. Hal ini bertujuan agar masalah yang telah ditemukan tidak terjadi
kembali.
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bimbingan dari guru pamong dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi praktikan berkaitan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sangatlah penting. Masukan dan saran dari beliau sangat membantu
praktikan dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pada akhirnya,
praktikan dapat memilih tujuan pembelajaran khusus yang lebih mempunyai
fleksibilitas yang lebih baik yang harus dipilih. Hal lain yang dilakukan yaitu
dengan cara menyesuaikan alokasi waktu yang sesuai dengan kalender akademik
sekolah. Upaya praktikan dalam menanggulangi masalah penyusunan RPP ini adalah
dengan:
1. Mengklasifikasikan materi-materi yang dianggap mudah dan sulit (materi
yang dianggap mudah beralokasikan waktu lebih singkat sedangkan materi yang
dianggap sulit beralokasikan waktu lebih lama).
2. Penyusunan RPP dilakukan jauh sebelum penampilan sehingga dapat
memunculkan ide serta gagasan dalam menentukan metode yang tepat.
3. Melakukan konsultasi sebelum praktikan mengajar.
4. Melakukan diskusi dengan sesama praktikan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi bersama.
5. Praktikan membaca buku-buku referensi lainnya yang dapat menambah
pengetahuan praktikan tentang penyusunan RPP.
6. Memahami materi yang diajarkan secara menyeluruh agar materi yang
diajarkan dapat disampaikan secara menyeluruh pula.
B.
Proses Pengajaran
Penyelesaian masalah-masalah yang yang dihadapi praktikan dalam proses
pengajaran di kelas adalah dengan sering melakukan latihan dan melakukan
observasi kepada guru kelas yang lain dalam cara mengajar di kelas sehingga
pengalaman mengajar praktikan pun dapat bertambah. Hal ini secara perlahan
membuat praktikan menjadi terbiasa dengan suasana kelas dan bisa lebih mengenal
karakter siswa sehingga memudahkan praktikan dalam penguasaan kelas.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam proses
pengajaran dan penyampaian materi adalah sebagai berikut.
1.
Selalu mempersiapkan diri secara
maksimal baik dalam mental, penguasaan materi, metode, maupun pendekatan yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
2.
Melakukan pendekatan secara
personal. Pedekatan ini dilakukan dengan cara praktikan berkeliling ke setiap
siswa pada saat siswa sedang mengerjakan latihan soal di kelas, serta
menanyakan masalah yang dialami siswa. Sebagian besar, dengan cara seperti itu
siswa pun besedia mengemukakan masalah yang dihadapinya saat mengerjakan
latihan maupun tentang materi yang sudah disampaikan.
3.
Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh siswa, tenang, mengatur ritme serta intonasi
ketika sedang menyampaikan materi.
4.
Membawa suasana kelas agar lebih
santai dan rileks dengan sesekali bercanda sehingga siswa tidak merasa tegang
atau kaku pada saat pembelajaran berlangsung diselingi dengan olahraga ringan
agar siswa merasa rileks. Selain itu agar praktikan juga bisa beradaptasi
dengan suasana kelas dan kondisi siswa yang cukup heterogen.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Dalam mengatasi kendala atau kesulitan utama yang dihadapi oleh para
pihak yang terlibat dalam bimbingan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu praktikan berupaya untuk terus berkoordinasi dan menjalin komunikasi yang
baik dengan siswa serta pihak lainnya. Koordinasi ini bertujuan untuk menambah
wawasan maupun pengalaman praktikan sehingga bisa turut serta dalam kegiatan
bimbingan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Untuk menguasai perasaan segan dan canggung dalam mengikuti partisipasi
kehidupan sekolah, praktikan berusaha menjalankan hubungan baik dengan keluarga
besar SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, berupaya melibatkan diri berperan dalam
kegiatan yang diadakan sekolah tersebut. Usaha tersebut sedikit telah banyak
menimbulkan rasa ikut memiliki sekolah dalam diri praktikan.
E.
Proses Bimbingan
Praktikan tidak mengalami banyak permasalahan selama proses bimbingan.
Hal ini dikarenakan guru pamong yang ditunjuk selalu hadir di sekolah sehingga
praktikan tidak merasakan kesulitan dalam melaksanakan bimbingan mengenai
penyusunan RPP, penyusunan bahan ulangan, melakukan analisis hasil ulangan
siswa, proses penampilan praktikan di kelas dan sebagainya. Sedangkan untuk
mengatasi hambatan mengenai proses bimbingan dengan dosen pembimbing, hanya
diperlukan koordinasi ataupun komunikasi baik secara secara langsung maupun
tidak langsung.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kegiatan PPL yang dilaksanakan oleh praktikan di SMP Negeri 2 Popayato
Satu Atap secara keseluruhan dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak
pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan PPL ini yang dapat dipetik sebagai
bekal dalam menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini diperoleh dari guru,
karyawan, siswa dan rekan-rekan PPL lainnya.
Selama praktikan melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 2 Popayato
Satu Atap, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu kegiatan PPL
bertujuan untuk melatih para calon pendidik (mahasiswa/praktikan) agar
mendapatkan pengalaman mendidik secara faktual di lapangan dan juga sebagai
sarana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional dibidangnya. Dengan
adanya kegiatan PPL, mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung dan
menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan di kampus dalam kenyataan yang
tampak di lapangan serta dihadapkan pada permasalahan yang ada dalam realitas
yang sebenarnya di sekolah. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
pelaksanaan PPL ini diantaranya:
1. Membangun dan memperbaiki karakter diri sebagai seorang pendidik agar
menjadi lebih kreatif, inovatif dan berwibawa di hadapan para siswa serta dalam
mengembangkan media atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
2. Melatih kesabaran diri dalam menghadapi berbagai karakter siswa yang
plural dan heterogen.
3. Menumbuhkan kecermatan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang
timbul dalam proses belajar mengajar.
4. Melatih rasa percaya diri dihadapan orang banyak.
B.
Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun
terdapat banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan PPL yang telah
dilaksanakan oleh praktikan di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap selama kurang
lebih 2 bulan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa
saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi praktikan dan bagi semua pihak
yang terkait.
1.
Bagi Praktikan
a. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan
diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri secara maksimal agar senantiasa dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa maupun materi yang akan
diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan diserap oleh siswa secara
efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari dosen
pembimbing maupun guru pamong terhadap penampilan di kelas maupun terhadap
rencana pengajaran yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak
sebagaimana layaknya seorang guru yang profesional serta senantiasa memberikan
teladan yang baik bagi siswa di dalam dan di luar kelas.
e. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang
dilakukan agar siswa tidak merasa bosan.
2.
Bagi Pihak Sekolah
Adapun saran untuk pihak sekolah, praktikan berharap agar kerja sama
yang telah terjalin dapat terus berlangsung.
3.
Bagi Pihak Universitas
Saran untuk pihak universitas, praktikan berharap agar meningkatkan
kualitas kegiatan PPL hingga mencapai keberhasilan yang maksimal dengan cara
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan secara kontinu baik
sebelum pelaksanaan PPL maupun pada saat berlangsungnya PPL. Memberikan
informasi yang terbaru dengan keadaan di sekolah terutama dalam masalah
administrasi sehingga praktikan tidak merasa kebingungan dalam proses
penyusunan administrasi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2012. Perencanaan Pengajaran dalam Proses Pembelajaran. Jurnal: Volume I Nomor 1, Oktober 2012.
Pusat PPL. 2013.
Pedoman Program Pengalaman Lapangan.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar