Rabu, 02 April 2014

Laporan PPL 2

PENDAHULUAN
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang terjun dalam dunia pendidikan. UNG merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang harus mampu menciptakan guru/tenaga pendidik yang berpengetahuan dan mempunyai pengalaman dibidangnya. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi ini dalam rangka menciptakan guru-guru yang profesional dibidangnya adalah dengan melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Bertolak dari asumsi bahwa PPL adalah titik kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami mahasiswa di LPTK, maka PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional (Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan, 2013).
Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa dalam rangka menerapkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan dengan segala aspeknya (kependidikan) yang dialami secara nyata di sekolah latihan. Oleh karena itu, PPL bersifat intrakurikuler yang mencakup pelatihan mengajar dan tugas kependidikan lainnya. Sebagai mata kuliah, program ini berbobot 6 SKS, yakni 2 SKS untuk micro teaching dan 4 SKS pelaksanaan di sekolah latihan (Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan, 2013).
Secara umum tujuan penyelenggaraan program PPL adalah agar peserta/mahasiswa menjadi pendidik profesional yang memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Dengan PPL mahasiswa dilatih untuk menggunakan ilmu yang dipelajarinya untuk diwujudkan dalam situasi nyata, baik melalui kegiatan mengajar maupun tugas-tugas non mengajar (Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan, 2013).

BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SELAMA PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Seorang praktikan diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan penampilan lapangan. RPP yang dibuat akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk kelancaran proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka seorang guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran sebagai salah satu pedoman agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur dan terencana. RPP tersebut merupakan suatu sarana yang dapat membantu pencapaian hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Dalam pelaksanaan praktek kependidikan, sebelum memberikan materi kepada siswa, praktikan terlebih dahulu menyiapkan RPP. Penyusunan RPP berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun sistematika penyusunan RPP diantaranya sebagai berikut:
1.         Identitas mata pelajaran
2.         Standar kompetensi
3.         Kompetensi dasar
4.         Alokasi waktu
5.         Indikator pencapaian kompetensi
6.         Tujuan pembelajaran
7.         Materi ajar
8.         Model pembelajaran
9.         Kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup)
10.     Sumber belajar
11.     Penilaian hasil belajar.
Dalam penyusunan RPP ditemukan beberapa masalah yang dihadapi praktikan, diantaranya:
1.      Kesulitan dalam mengatur alokasi waktu selama pembelajaran di kelas yang menyebabkan pembelajaran tidak sesuai RPP yang sudah disusun.
2.      Kesulitan untuk memilih pendekatan, metode, strategi, dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan siswa.
3.      Hambatan dalam menentukan media pembelajaran yang akan digunakan di kelas.
4.      Kesulitan menentukan jumlah indikator setiap pertemuan, praktikan dalam hal ini kurang dapat menyesuaikan banyaknya indikator yang bisa disajikan dalam satu pertemuan dengan alokasi waktu yang tersedia.
5.      Praktikan merasa kesulitan menentukan alat evaluasi dan bentuk tes yang tepat bagi seluruh siswa. Hal ini dikarenakan, kemampuan siswa yang berbeda-beda.
B.       Proses Pengajaran
Menurut Degeng (1993) dalam Afifuddin (2012), pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran (Uno, 2008 dalam Afifuddin, 2012).
Selanjutnya, Sagala (2005) dalam Afifuddin (2012) menyebutkan bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: Pertama, proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam proses pembelajaran dibangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantunya untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Pandangan tentang istilah pengajaran terus-menerus berkembang dan mengalami kemajuan. Ada beberapa pemahaman tentang pengajaran di antaranya yaitu: 1) pengajaran identik dengan kegiatan mengajar, 2) pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar, 3) pengajaran sebagai suatu sistem, dan 4) pengajaran identik dengan pendidikan. Dalam terminologinya sebagai suatu sistem, pengajaran mencakup banyak aspek, dan salah satu di antaranya yang cukup urgen adalah perencanaan pengajaran (Hamalik, 2007 dalam Afifuddin, 2012).
Hari pertama pelaksanaan PPL 2 di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, praktikan melakukan observasi di kelas, memperhatikan bagaimana cara guru mengajar dan memanajemen kelas. Hal ini ditujukan agar praktikan dapat belajar bagaimana model ataupun cara yang dilakukan oleh guru-guru yang sudah berpengalaman dalam hal pengelolaan kelas. Pada hari pertama ini juga, semua praktikan melakukan konsultasi dengan guru pamong untuk pembagian jadwal mengajar di kelas.
Dalam kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, praktikan mengajar mata pelajaran IPA (Biologi) kelas VII, VIII dan IX, IPS kelas VII, TIK kelas VII dan VIII, serta PKn kelas VIII. Mata pelajaran IPS, TIK, dan PKn bukan merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan oleh praktikan karena tidak termasuk dalam bidang keilmuan yang digeluti. Akan tetapi, karena melihat minimnya guru yang ada di sekolah, maka praktikan tetap berusaha mengajarkan mata pelajaran tersebut. Adanya tambahan mengajar ini juga, dapat memberikan kontribusi penting bagi praktikan dalam hal melatih dan menambah wawasan serta pengalaman praktikan dalam melakukan proses pengajaran di kelas.
Penampilan pertama praktikan pada awal pengajaran mengalami banyak kendala. Kendala-kendala tersebut diantaranya:
1.      Gugup, canggung, dan kurang percaya diri dalam menghadapi kelas sehingga terkadang praktikan kurang dapat menguasai kelas sepenuhnya.
2.      Kemampuan siswa yang heterogen dalam menyerap materi membuat praktikan sulit menguasai kelas karena perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh terhadap kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan. Bahkan terkadang praktikan harus mengulang-ulang materi yang sudah disampaikan.
3.      Terkadang adanya ketidaksesuaian antara rencana pembelajaran yang telah disusun dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lapangan.
4.      Pengaturan intonasi dan volume suara di dalam kelas masih kurang baik.
5.      Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang terkadang terkesan menyepelekan kehadiran praktikan.
6.      Pembelajaran secara berkelompok dirasa kurang efektif sehingga dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran.
7.      Pendekatan yang diterapkan kadang sama atau monoton di setiap kelas.
C.      Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Kegiatan PPL tidak hanya sebatas kegiatan mengajar di kelas saja melainkan seluruh kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan KBM. Dalam hal ini, praktikan kurang memberikan konstribusi lain diluar jam mengajar seperti kegiatan belajar tambahan atau ekstrakurikuler. Hal ini disebabkan karena adanya kendala yang dihadapi praktikan dalam melakukan hal tersebut. Salah satu yang menjadi kendalanya yaitu sulitnya mencari waktu luang, baik oleh praktikan maupun oleh siswa. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi salah satu masalah bagi praktikan.
D.      Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Dalam melaksanakan PPL di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, praktikan diharuskan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah. Salah satu hal yang menjadi kendala praktikan dalam partisipasi di lingkungan sekolah, yaitu adanya perasaan segan dan canggung serta kurangnya komunikasi antara praktikan dengan pihak sekolah. Partisipasi yang dilakukan oleh praktikan dalam kehidupan sekolah, yaitu menggantikan seorang guru dalam mengajar apabila guru tersebut berhalangan hadir.
E.       Proses Bimbingan
Kegiatan PPL ini merupakan hal yang baru dilakukan oleh praktikan sehingga dalam proses pelaksanaannya membutuhkan banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak. Dalam hal ini guru pamong dan dosen pembimbing.
1.        Guru Pamong
Bimbingan dengan guru pamong paling banyak membantu praktikan dalam melaksanakan kegiatan PPL karena proses bimbingan ini dilakukan saat praktikan mengalami kesulitan dalam penyusunan program pembelajaran. Praktikan sering menanyakan kesulitan serta permasalahan yang dialami mengenai bahan pengajaran, serta praktikan melakukan bimbingan mengenai karakter siswa yang berbeda-beda dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini amat penting agar kegiatan KBM mendapat perhatian besar dari siswa, sehingga penguasaan kelas menuju ke arah yang sempurna.
2.        Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing adalah pihak yang ditunjuk oleh lembaga untuk membantu praktikan dalam memecahkan permasalahan selama pelaksanaan PPL di sekolah. Dosen pembimbing yang ditunjuk adalah dosen yang berasal dari jurusan/program yang sama dengan praktikan/mahasiswa PPL. Fungsi dari dosen pembimbing yaitu datang dan mengunjungi sekolah, dan menanyakan serta membantu mengatasi kendala yang dihadapi selama praktek di sekolah. Segala informasi dan arahan diberikan oleh dosen pembimbing agar mahasiswa PPL tidak mengalami kesulitan yang berarti selama praktek mengajar di sekolah.
Proses bimbingan dengan dosen pembimbing PPL terkadang agak sulit, kendalanya yang pertama adalah jarak yang cukup jauh antara sekolah tempat praktikan mengajar dengan tempat atau kampus dosen pembimbing mengajar pula. Kendala yang kedua, yaitu sulitnya untuk mencari waktu luang dari dosen pembimbing.

BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A.       Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab dari setiap masalah yang dihadapi tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengatur alokasi waktu selama di dalam kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena waktu pelajaran yang sudah habis.
2.      Hambatan dalam menentukan strategi dan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan praktikan belum memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas untuk dijadikan referensi dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan kondisi di kelas.
3.      Hambatan dalam menentukan alat peraga atau media yang digunakan. Hal ini karena terbatasnya pengetahuan praktikan dan media yang tersedia di sekolah.
4.      Kesulitan dalam menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan praktikan belum memahami benar kata kerja yang digunakan sehingga pada awalnya praktikan merasa kebingungan saat merumuskan indikator dan tujuan yang ingin dicapai.
5.      Dalam menentukan alat evaluasi, praktikan merasa kesulitan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya literatur yang dibaca praktikan mengenai alat evaluasi yang dapat mengukur setiap indikator.
B.       Proses Pengajaran
Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan praktikan menemui beberapa masalah dalam proses penampilan pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.
1.      Gugup, canggung, dan kurang percaya diri dalam menghadapi kelas sehingga terkadang praktikan kurang dapat menguasai kelas sepenuhnya. Hal ini dikarenakan praktikan belum memiliki pengalaman yang cukup untuk tampil di depan orang banyak yang menyebabkan kurangnya komunikasi antara praktikan dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
2.      Kemampuan siswa yang heterogen dalam menyerap materi membuat praktikan sulit menguasai kelas karena perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh terhadap kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan. Bahkan terkadang praktikan harus mengulang-ulang materi yang sudah disampaikan. Hal ini disebabkan minimnya kemampuan praktikan dalam mengenal karakter setiap siswa sehingga siswa dianggap homogen yang menyebabkan siswa yang telah mampu menyerap materi yang diajarkan menjadi bosan.
3.      Proses belajar mengajar terkadang keluar dari RPP yang telah disusun. Hal ini disebabkan penguasaan kelas yang minim.
4.      Pengaturan intonasi dan volume suara di dalam kelas masih kurang baik. Hal ini disebabkan pengalaman praktikan untuk berbicara di dapan umum kurang dilatih sehingga pengaturan intonasi kurang baik.
5.      Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang membuat kegaduhan di kelas. hal ini terjadi karena praktikan sebagai guru pengganti. Di kelas ini praktikan belum mengenal karakter siswa sehingga metode yang sering diajarkan adalah ekspositiri.
6.      Pembelajaran secara berkelompok dirasa kurang efektif sehingga dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan yang menyebakan perbedaan yang mencolok anatar siswa yang sudah mengerti dan siswa yang belum mengerti.
7.      Metode mengajar yang digunakan oleh praktikan terkadang kurang merangsang minat siswa untuk belajar sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disajikan oleh praktikan.

C.       Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Kesulitan praktikan dalam melaksanakan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, yaitu terkadang dikarenakan waktu yang tidak sesuai dan juga dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler sudah berjalan dengan baik karena setiap kegiatan ekstrakurikuler sudah terdapat susunan organisasi yang baik, pembina dari sekolah, dan pelatih ahli yang berasal dari luar sekolah.
D.       Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Kegiatan praktikan berpatisipasi dalam kehidupan sekolah secara umum tidak menemui masalah yang begitu berarti. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dalam partisipasi kehidupan sekolah adalah perasaan segan dan canggung serta kurangnya komunikasi antara praktikan dengan pihak sekolah, tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan baik, karena guru-guru SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap dapat menerima praktikan sama seperti dengan guru-guru yang lain.
E.       Proses Bimbingan
1.        Guru Pamong
Bimbingan dengan guru pamong tidak ditemukan masalah yang cukup berarti pula, karena beliau senantiasa memberikan masukan, arahan dan kebebasan dalam mengembangkan satuan pelajaran dan rencana pengajaran, saran dan masukan dalam hal mengajar lebih baik sehingga praktikan dapat melaksanakannya dengan mudah.
2.        Dosen Pembimbing
Pada proses bimbingan dengan dosen pembimbing ditemukan kendala. Kendalanya yang pertama adalah jarak yang cukup jauh antara sekolah tempat praktikan mengajar dengan tempat atau kampus dosen pembimbing mengajar pula. Kendala yang kedua, yaitu sulitnya untuk mencari waktu luang dari dosen pembimbing yang disebabkan karena kesibukan beliau yang begitu padat. Karena selain sebagai dosen pembimbing PPL, beliau juga adalah seorang dosen yang dituntut harus mengajar di kampus tempat beliau bekerja (mengajar).
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Setelah dipaparkan mengenai masalah-masalah yang dihadapi selama kegiatan PPL, selanjutnya akan dipaparkan upaya guna menangulangi masalah yang terjadi. Hal ini bertujuan agar masalah yang telah ditemukan tidak terjadi kembali.
A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bimbingan dari guru pamong dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi praktikan berkaitan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangatlah penting. Masukan dan saran dari beliau sangat membantu praktikan dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pada akhirnya, praktikan dapat memilih tujuan pembelajaran khusus yang lebih mempunyai fleksibilitas yang lebih baik yang harus dipilih. Hal lain yang dilakukan yaitu dengan cara menyesuaikan alokasi waktu yang sesuai dengan kalender akademik sekolah. Upaya praktikan dalam menanggulangi masalah penyusunan RPP ini adalah dengan:
1.      Mengklasifikasikan materi-materi yang dianggap mudah dan sulit (materi yang dianggap mudah beralokasikan waktu lebih singkat sedangkan materi yang dianggap sulit beralokasikan waktu lebih lama).
2.      Penyusunan RPP dilakukan jauh sebelum penampilan sehingga dapat memunculkan ide serta gagasan dalam menentukan metode yang tepat.
3.      Melakukan konsultasi sebelum praktikan mengajar.
4.      Melakukan diskusi dengan sesama praktikan mengenai masalah-masalah yang dihadapi bersama.
5.      Praktikan membaca buku-buku referensi lainnya yang dapat menambah pengetahuan praktikan tentang penyusunan RPP.
6.      Memahami materi yang diajarkan secara menyeluruh agar materi yang diajarkan dapat disampaikan secara menyeluruh pula.
B.       Proses Pengajaran
Penyelesaian masalah-masalah yang yang dihadapi praktikan dalam proses pengajaran di kelas adalah dengan sering melakukan latihan dan melakukan observasi kepada guru kelas yang lain dalam cara mengajar di kelas sehingga pengalaman mengajar praktikan pun dapat bertambah. Hal ini secara perlahan membuat praktikan menjadi terbiasa dengan suasana kelas dan bisa lebih mengenal karakter siswa sehingga memudahkan praktikan dalam penguasaan kelas.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam proses pengajaran dan penyampaian materi adalah sebagai berikut.
1.      Selalu mempersiapkan diri secara maksimal baik dalam mental, penguasaan materi, metode, maupun pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
2.      Melakukan pendekatan secara personal. Pedekatan ini dilakukan dengan cara praktikan berkeliling ke setiap siswa pada saat siswa sedang mengerjakan latihan soal di kelas, serta menanyakan masalah yang dialami siswa. Sebagian besar, dengan cara seperti itu siswa pun besedia mengemukakan masalah yang dihadapinya saat mengerjakan latihan maupun tentang materi yang sudah disampaikan.
3.      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa, tenang, mengatur ritme serta intonasi ketika sedang menyampaikan materi.
4.      Membawa suasana kelas agar lebih santai dan rileks dengan sesekali bercanda sehingga siswa tidak merasa tegang atau kaku pada saat pembelajaran berlangsung diselingi dengan olahraga ringan agar siswa merasa rileks. Selain itu agar praktikan juga bisa beradaptasi dengan suasana kelas dan kondisi siswa yang cukup heterogen.
C.      Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Dalam mengatasi kendala atau kesulitan utama yang dihadapi oleh para pihak yang terlibat dalam bimbingan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler, yaitu praktikan berupaya untuk terus berkoordinasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa serta pihak lainnya. Koordinasi ini bertujuan untuk menambah wawasan maupun pengalaman praktikan sehingga bisa turut serta dalam kegiatan bimbingan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler.
D.      Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Untuk menguasai perasaan segan dan canggung dalam mengikuti partisipasi kehidupan sekolah, praktikan berusaha menjalankan hubungan baik dengan keluarga besar SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, berupaya melibatkan diri berperan dalam kegiatan yang diadakan sekolah tersebut. Usaha tersebut sedikit telah banyak menimbulkan rasa ikut memiliki sekolah dalam diri praktikan.
E.       Proses Bimbingan
Praktikan tidak mengalami banyak permasalahan selama proses bimbingan. Hal ini dikarenakan guru pamong yang ditunjuk selalu hadir di sekolah sehingga praktikan tidak merasakan kesulitan dalam melaksanakan bimbingan mengenai penyusunan RPP, penyusunan bahan ulangan, melakukan analisis hasil ulangan siswa, proses penampilan praktikan di kelas dan sebagainya. Sedangkan untuk mengatasi hambatan mengenai proses bimbingan dengan dosen pembimbing, hanya diperlukan koordinasi ataupun komunikasi baik secara secara langsung maupun tidak langsung.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Kegiatan PPL yang dilaksanakan oleh praktikan di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap secara keseluruhan dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan PPL ini yang dapat dipetik sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini diperoleh dari guru, karyawan, siswa dan rekan-rekan PPL lainnya.
Selama praktikan melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu kegiatan PPL bertujuan untuk melatih para calon pendidik (mahasiswa/praktikan) agar mendapatkan pengalaman mendidik secara faktual di lapangan dan juga sebagai sarana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional dibidangnya. Dengan adanya kegiatan PPL, mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan di kampus dalam kenyataan yang tampak di lapangan serta dihadapkan pada permasalahan yang ada dalam realitas yang sebenarnya di sekolah. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan PPL ini diantaranya:
1.      Membangun dan memperbaiki karakter diri sebagai seorang pendidik agar menjadi lebih kreatif, inovatif dan berwibawa di hadapan para siswa serta dalam mengembangkan media atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
2.      Melatih kesabaran diri dalam menghadapi berbagai karakter siswa yang plural dan heterogen.
3.      Menumbuhkan kecermatan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam proses belajar mengajar.
4.      Melatih rasa percaya diri dihadapan orang banyak.
B.       Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun terdapat banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan PPL yang telah dilaksanakan oleh praktikan di SMP Negeri 2 Popayato Satu Atap selama kurang lebih 2 bulan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi praktikan dan bagi semua pihak yang terkait.
1.        Bagi Praktikan
a.       Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri secara maksimal agar senantiasa dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
b.      Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa maupun materi yang akan diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan diserap oleh siswa secara efektif.
c.       Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari dosen pembimbing maupun guru pamong terhadap penampilan di kelas maupun terhadap rencana pengajaran yang telah dibuat.
d.      Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak sebagaimana layaknya seorang guru yang profesional serta senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa di dalam dan di luar kelas.
e.       Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dilakukan agar siswa tidak merasa bosan.
2.        Bagi Pihak Sekolah
Adapun saran untuk pihak sekolah, praktikan berharap agar kerja sama yang telah terjalin dapat terus berlangsung.
3.        Bagi Pihak Universitas
Saran untuk pihak universitas, praktikan berharap agar meningkatkan kualitas kegiatan PPL hingga mencapai keberhasilan yang maksimal dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan secara kontinu baik sebelum pelaksanaan PPL maupun pada saat berlangsungnya PPL. Memberikan informasi yang terbaru dengan keadaan di sekolah terutama dalam masalah administrasi sehingga praktikan tidak merasa kebingungan dalam proses penyusunan administrasi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2012. Perencanaan Pengajaran dalam Proses Pembelajaran. Jurnal: Volume I Nomor 1, Oktober 2012.

Pusat PPL. 2013. Pedoman Program Pengalaman Lapangan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran.

Tidak ada komentar: