Selasa, 01 April 2014

Makalah Populasi

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya pengetahuan ekologi banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang dipelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, menandakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang dilakukan organisme. Di samping itu, populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri populasi?
2. Bagaimana kerapatan populasi dan cara pengukurannya?
3. Bagaimana parameter utama populasi?
4. Bagaimana distribusi individu dalam populasi?
5. Bagaimana struktur utama populasi?
6. Bagaimana pertumbuhan populasi dan faktor-faktor pembatasnya?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui ciri-ciri populasi.
2. Mengetahui kerapatan populasi dan cara pengukurannya.
3. Mengetahui parameter utama populasi.
4. Mengetahui distribusi individu dalam populasi.
5. Mengetahui struktur utama populasi.
6. Mengetahui pertumbuhan populasi dan faktor-faktor pembatasnya.



























BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu-individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup di suatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
B. Ciri-Ciri Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
1. Ciri-Ciri Biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri-ciri biologi, antara lain:
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur).
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati).
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan.
d. Mempunyai hereditas.
e. Terintegrasi oleh faktor-faktor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama).

2. Ciri-Ciri Statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri-ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri-ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur.
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen).
d. Dispersi (sebaran individu intra populasi).
C. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi (volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu Keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik (kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologi (kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar-benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh: kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun.
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak (absolut) dan kerapatan nisbi (relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
1. Kerapatan Mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
a. Pencacahan Total (Perhitungan Menyeluruh)
Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap, misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain-lain.
b. Metode Sampling (Cuplikan)
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukuran dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode-metode statistik. Beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
1) Metode Kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata-ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
2) Metode Menangkap, Menandai, Menangkap Ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: (1) individu-individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak (2) individu-individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda (3) tanda-tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
3) Metode Removal (Pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam metode pengambilan adalah sebagai berikut: (1) populasi tetap stasioner selama periode penangkapan (2) peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama (3) probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.
2. Pengukuran Kerapatan Nisbi (Relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan perangkap
b. Menggunakan jala
c. Menghitung jumlah felet faeses
d. Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu.
e. Tangkaan persatuan usaha
f. Jumlah artifakta
g. Daya makan
h. Kuesioner
i. Sensus tepi jalan
j. Umpan manusia
D. Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui produksi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari telur melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas = jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.


Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain:
a. Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b. Fekunditas
Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru. Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: (1) natalitas maksimum = n. mutlak (absolut) = n (2) natalitas ekologi = pertambahan populasi di bawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.
2. Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni, matinya individu di bawah kondisi lingkungan tertentu.
b. Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3. Emigrasi, Imigrasi dan Migrasi
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
a. Emigrasi, yaitu perpindahan keluar dari area suatu populasi.
b. Imigrasi merupakan perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan peningkatkan kerapatan.
c. Migrasi menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
E. Distribusi Individu dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat dibedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang ditempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
2. Teratur (Seragam, Unity)
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x).
3. Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x).
F. Struktur Umur Populasi
Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat dilakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia digambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni:
1. Populasi yang sedang berkembang.
2. Populasi yang stabil.
3. Populasi yang senesens (tua).
G. Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dari laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).

1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin cepat sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmoid, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi disebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.
H. Faktor-Faktor Pembatas Pertumbuhan Populasi
Adapun yang menjadi faktor-faktor pembatas pertumbuhan populasi antara lain sebagai berikut:
1. Tergantung kepadatan: makanan dan ruangan.
2. Tidak tergantung kepadatan : iklim dan bencana alam.







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu: ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu  anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit dilakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat diukur dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.
Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi ditentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu dipengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.
B. Saran
Dalam perkembangannya, populasi sering mengalami yang namanya angka penurunan atau angka kerapatan. Untuk itu diperlukan adanya pengetahuan dalam menentukan atau mengukur besarnya tingkat penurunan atau kerapatan populasi, sehingga bisa diketahui dengan pasti mana populasi yang jumlahnya meningkat, dan mana pula populasi yang jumlahnya menurun.








DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan: FMIPA UNIMED.
Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

1 komentar:

aarinmachart mengatakan...

Graton Casino - Mapyro
Graton Casino. 1330 Las Vegas Blvd 삼척 출장마사지 S Las Vegas, NV 당진 출장안마 89109. Directions. star. 34972766. Directions 청주 출장마사지 · (702) 770-3397. Call Now · More Info. Hours, Accepts Credit 논산 출장안마 Cards, 강릉 출장샵 Accepts  Rating: 4.4 · ‎2,497 votes