Selasa, 01 April 2014

Laporan Praktikum Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik Terrestrial

PRAKTIKUM III

A. Judul         : Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik Terrestrial
B. Tujuan : Menentukan Faktor Abiotik Daratan (Terrestrial)
C. Dasar Teori
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci, seekor serigala, atau individu yang lainnya. Dalam ekosistem kita mengenal dua pembagian ekosistem yaitu ekosistem daratan  dan ekosistem perairan. Dalam ekosistem akuatik dapat kita jabarkan sebagai semua komponen biotik dan abiotik yang terdapat di dalam ekosistem perairan tersebut, sedangkan dalam ekosistem terrestrial atau ekosistem daratan dapat dijabarkan semua komponen yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam ekosistem tersebut (Anonim, 2010).
Pada ekosistem daratan yang diamati dapat kita ketahui bahwa ekosistem ini membentuk rantai makanan. Dalam ekosistem yang diamati terdapat dua jenis komponen dalam ekosistem yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Yang dalam hal ini sangat berhubungan erat. Organisme produsen yaitu organisme yang dapat memasak makannya sendiri, yang dapat mengolah energi dari komponen abiotik menjadi bahan makanan. Organisme konsumen yaitu organisme yang memperoleh energi dari mahluk hidup lainnya dalam hal ini dapat pula di sebutkan bahwa organisme ini tidak dapat memasak mekananya sendiri.  Organisme perombak yaitu berupa organisme yang dapat menguraikan jasad dari organisme lain. Di dalam lingkungan ekosistem hubungan antara biotik dan abiotik sangat penting dalam berjalannya hidupnya organism pada ekosistem yang ada pada ekosistem. Misalnya pada ekosistem hutan, pepohonan atau tanaman yang tumbuh pada tanah dan membutuhkan udara dan air untuk respirasi.
Ekosistem daratan  meliputi bioma gurun, padang rumput, Hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga, dan bioma tundra. Sedangkan ekosistem perairan dibagi atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti: siklus karbon, siklus air, siklus nitrogen, dann siklus sulfur. Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan (Anonim, 2012).
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.  Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut (1) suhu, (2) sinar matahari, (3) air, (4) tanah, (5) ketinggian, (6) angin dan (7) garis lintang (Anonim, 2012).
D. Alat dan Bahan
1. Alat : Thermometer, sling psychrometer, light meter, auger, soil tester,                   oven, timbangan.
2. Bahan : Tanah, air, udara,dan cahaya.


E. Prosedur Kerja
1. Temperatur Udara
Temperatur udara dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif dinyatakan dalam satuan kalori yaitu gram kalori atau kilo kalori sedangkan pengukuran kualitatif dinyatakan dalam satuan derajat celcius, fahrenheit, reamur dan kelvin. Pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan alat thermometer.
2.  Kelembaban Udara
Membasahi kain yang terdapat pada salah satu bagian thermometer dan biarkan thermometer yang lain tetap kering, kemudian putar sling selama 3 menit dengan posisi jauh dari tubuh sehingga thermometer membaca suhu udara bukan suhu tubuh, kemudian baca pada kedua buah thermometer sebagai suhu kering dan suhu basah, selanjutnya masukkan nilai kering dan selisih antara suhu basah dan suhu kering tersebut kedalam tabel sehingga didapat nilai kelembaban relative.
3.  Intensitas Cahaya
Menekan tombol on/off untuk menyalakan. Sebelum digunakan larutan kalibrasi (tergantung tipe alat) terlebih dahulu dengan cara: membiarkan sensor cahaya tetap tertutup kemudian dipilih range pengukuran melalui tombol range switch 200 Cand. Setelah itu tekan tombol zero sehingga layar menunjukkan nilai 0 kemudian penutup sensor cahaya dibuka untuk melakukan pengukuran : pengukuran dilakukan dengan menghadapkan sensor pada sumber cahaya yang akan diukur kemudian nilai intensitas cahaya adalah bacaan yang tertera pada layar.
4.  Kandungan Air atau Kelembaban Tanah
a. Menggunakan bor tanah untuk mengambil lapisan tanah pada horizon A dengan kedalaman 10 cm.
b. Mengambil kurang lebih 10 gram tanah dan masukkan kedalam wadah tertutup, bias botol film, yang diketahui beratnya dengan menggunakan timbangan menentukan berat segarnya.
c.  Di laboratorium, memasukkan cuplikan tanah ke dalam oven yang bersuhu 1050 C selama 24 jam atau sampai beratnya constant. Setelah itu dinginkan sebentar dan timbang berat kering tanah tersebut.
d.  Melakukan perhitungan kedua air tanah dan dinyatakan sebagai persentase terhadap berat segar. Perhitungan persentase kandungan air tanah adalah sebagai berikut :
berat segar  tanah – berat kering tanah
Kandungan Air Tanah (%) =      x 100 %
Berat kering tanah
5. pH tanah
Mengukur pH tanah dengan menancapkan soil tester, kemudian di baca nilai skalanya.
6. Tekstur Tanah
Memijit tanah cuplikan dengan jari telunjuk dan ibu jari. Memijit tanah itu dengan menggerakkan kedua jari tadi seolah-olah memilin sesuatu, kemudian rasakan. Lalu menentukan tanah tersebut berdasarkan kriteria seperti tanah pasir, tanah pasir berlumpur, tanah lumpur berpasir. Tanah lumpur, tanah liat.
F. Hasil Pengamatan
1. Temperatur udara 340C







                                                     
                                                      Gambar 1. Termometer


2. Kelembaban udara basah 59%, kering 36%







                                                     Gambar 2. Hygrometer
3. Intensitas cahaya 1 Candella








                                      Gambar 3. Alat pengukur intensitas cahaya
4. Kandungan air atau kelembaban tanah








                                                    Gambar 4. Neraca analitik


         Berat Basah  = 10 gram
         Berat Kering = 8,7 gram
                                                                       10 gr – 8,7 gr
         Kandungan Air Tanah (%) = x 100 % = 14,94%
                8,7 gr
5. pH tanah 4,5 gram
6. Tekstur tanah, lumpur berpasir.
G. Pembahasan
1. Temperatur Udara
Pada pengamatan yang dilakukan di selokan yang terletak di depan SMP Negeri 1 Gorontalo, temperatur udaranya masih memenuhi kisaran temperatur umum, yang mana temperaturnya adalah 340C. Kisaran temperatur udara di tempat ini dipengaruhi oleh kondisi maupun keadaan lingkungannya. Temperatur berperan dalam pengwilayahan dan sertifikasi di lingkungan perairan dan daratan.
Kenaikan temperatur sebesar 10oC (hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir) dapat meningkatkan aktivitas fisiologis (misalnya respirasi) dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini merupakan faktor pembatas utama karena organisme akuatik sering kali mempunyai toleransi yang sempit (Anonim, 2012).
Hewan dan manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbondioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbondioksida dari udara untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan adanya saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
2. Kelembaban Udara
Pengukuran tingkat kelembaban udara di dekat selokan tempat dilakukannya percobaan diperoleh kelembaban udara basah, yaitu 59%, sedangkan kelembaban udara kering adalah 36%. Kelembaban basah ini cukup tinggi karena melebihi separuh kelembaban udara. Ini dipengaruhi oleh vegetasi tumbuhan tinggi yang hidup dan tumbuh di sekitar tempat tersebut. Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut hygrometer. Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
3. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya yang diperoleh pada pengamatan di sekitar selokan tempat dilakukannya percobaan adalah 1 candella. Intensitas cahaya ini dipengaruhi oleh ada tidakanya cahaya matahari. Intensitas umumnya dinyatakan dalam kalori per sentimeter persegi per menit, atau dalam satuan lux Intensitas. Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Laju fotosintesis akan meningkat sesuai dengan meningkatnya intensitas cahaya, apabila persyaratan lain terpenuhi, seperti konsentrasi CO2 di udara (Anonim, 2012).
4. Kandungan Air atau Kelembaban Tanah
Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Untuk memperoleh kandungan air digunakan tanah sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam kemudian melakukan pengukuran kembali terhadap tanah tersebut hasil yang diperoleh adalah 8,7 gram kemudian menghitung jumlah persentase kandungan air dan didapatkan hasil sebesar 14,94 %.  Presentase ini menunjukkan bahwa tanah tempat dilakukannya pengamatan adalah tanah yang lembab.
5. pH Tanah
pH tanah pada pengamatan yang dilakukan adalah 4,5. Ini menunjukkan bahwa pH tanah tersebut rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kelembaban tanah serta tekstur tanah tersebut. pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. pH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanan ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat (Anonim, 2012).
6. Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan proporsi relatif dari partikel utama pembentuk tanah yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur tanah menentukan sifat dari tanah, baik sifat fisika maupun sifat kimia. Untuk menentukan tekstur tanah digunakan metode pilinan jari. Dari pilinan jari yang dilakukan diketahui bahwa tekstur tanah yang terdapat pada lokasi praktikum merupakan jenis tekstur tanah lumpur berpasir.
H. Kesimpulan
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) komponen tak hidup (abiotik). Komponen abiotik dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu temperatur udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kandungan air, pH tanah serta tekstur tanah.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Iklim Mikro. (Online).Tersedia http://www.scribd.com/doc/50272817/13/Iklim-Mikro. diakses tanggal 19 Maret 2012.
Anonim. 2010. Mengenal Ekosistem Terrestrial. (Online). Tersedia http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/mengenal-ekosistem-terestrial.html. Diakses tanggal 19 Maret 2012.
Anonim. 2012. Ekosistem Factor Biotic Factor Abiotik. (Online). Tersedia http :// id.shvoong.com/exact-science/biology/2149486-ekosistem-faktor-biotik faktor abiotik. Diakses tanggal 19 Maret 2012.
Team Teaching. 2012. Penuntun Praktikum Ekologi. Gorontalo: Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo.













Tidak ada komentar: